.

pemilu presiden 2014 mas jokowi mas prabowo maafin aku tidak bisa memilih aku sudah menikah



[JAKARTA] Hari ini beredar dua versi hitungan cepat pemilihan presiden (Pilpres) di luar negeri. Versi pertama pasangan Jokowi-JK menang. 

Disebut versi pertama, karena hasil hitungan ini pertama kali muncul di media sosial. 

Versi kedua, pasangan Prabowo-Hatta yang menang. Versi kedua ini muncul belakangan, beberapa jam setelah versi pertama muncul. 

Menurut versi pertama, Jokowi-JK menang di beberapa negara, seperti di Arab Saudi Jokowi 75% dan Prabowo 25%. Eropa Jokowi 60% dan Prabowo 40%. Di Amerika Serikat,  Jokowi 80% dan Prabowo 20%. 

Lalu di Australia Jokowi 85% dan Prabowo 15%. Di Timur Tengah, Jokowi 70% dan Prabowo 30%. Lalu di Asia Oceania, Jokowi 65% dan Prabowo 35%. 

Di Malaysia,  Jokowi 85% dan Prabowo 15%. Terakhir di Jepang,  Jokowi 60% dan Prabowo 40%. 

Beberapa jam kemudian muncul versi lain yakni Prabowo-Hatta menang di luar negeri. Misalnya, di Taiwan Prabowo-Hatta 76%  dan Jokowi-JK 24%. 

Arab Saudi  Prabowo-Hatta 46%  dan Jokowi-JK  54%. Malaysia Prabowo-Hatta 75%  dan Jokowi-JK  25%. Jepang Prabowo-Hatta 77%  dan Jokowi-JK  23%. 

Di Tiongkok Prabowo-Hatta 45%  dan Jokowi-JK 55%. Sementara di Yaman Prabowo-Hatta 66%  dan Jokowi-JK 34%. Singapura  Prabowo-Hatta  52%  dan Jokowi-JK  48%. 

Kedua pihak pun merespons hasil hitungan cepat. Anggota Tim Sukses Jokowi-JK, Alwi Shihab mengatakan, kalau hitungan cepat itu benar, maka ini bukti bahwa pemilih luar negeri semakin cerdas menilai capres yang dipilihnya. 

Juga komposisi ini menunjukkan bahwa semua orang yang memilih Jokowi-JK berasal dari semua golongan, baik rakyat kecil maupun kelas menengah ke atas. 

Buktinya, kata dia, di Malaysia yang merupakan representasi pemilih kelas menengah ke bawah justru memilih Jokowi-JK. Demikian pun di Australia, Eropa, dan Amerika Serikat yang mayoritas kelas menengah ke atas justru memilih Jokowi-JK. 

Tidak kalah semangat,  Ketua Harian DPP Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan pun menggelar jumpa pers, di Jakarta, Sabtu (5/7). 

"Beberapa negara besar kecuali Arab Saudi, Prabowo-Hatta unggul mutlak. Insya Allah Prabowo-Hatta menang di luar negeri. Info terkini ya begitu Prabowo-Hatta untuk sementara unggul di luar negeri," kata Syarief.   

Menurut dia, meraih kemenangan di luar negeri merupakan keniscayaan. "Menang di luar negeri, jadi parameter kemenangan pilpres di tingkat nasional," ujarnya.   

Sayangnya, Syarief tidak menjelaskan secara rinci  dari mana informasi perolehan suara ‎yang bakal dimenangkan Prabowo-Hatta di luar negeri.   

Syarief juga tidak menjelaskan sumber hitungan cepat atau quick count itu dari mana, siapa yang buat atau lembaga apa.   

Ini sangat ironis, kedua pihak saling mengklaim menang di hitungan cepat, tetapi tidak jelas atau tidak tahu sumber informasi itu dari mana, atau lembaga yang membuat hitungan cepat itu apa dan dimana.   

Namun satu yang menari, hasil hitungan cepat di Arab Saudi tidak berubah yakni Jokowi-JK yang unggul.   

Kenapa? Diduga karena informasi pertama yang datang adalah hasil hitungan cepat di Arab Saudi dan negara lainnya belum ada. Karenanya, kedua pihak tidak berani mengubah prosentasi kemenangan tersebut. 

Berdasarkan Surat Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 462/Kpts/KPU/Tahun 2014 yang ditandatangani Ketua KPU Husni Kamil Manik, pada 20 Juni 2014, pelaksanaan Pilpres di luar negeri dilaksanakan pada 4-6 Juli 2014 dan penghitungan suara, pada 9 Juli 2014.   

Pada lampiran Keputusan KPU disebutkan bahwa jadwal pelaksanaan Pilpres 2014 di ibu kota masing-masing perwakilan RI, di antaranya Amman (Yordania) dan Jeddah (Arab Saudi) digelar pada Jumat (4/7).   

Sementara itu, pada 5 Juli, Pilpres digelar di Dili (Timor Leste), Hong Kong, Kairo (Mesir), Kuwait City (Kuwait) , Berlin (Jerman ), Canberra (Australia), Cape Town (Afrika Selatan), London (Inggris), Den Haag (Belanda), Kuala Lumpur (Malaysia), dan Kopenhagen (Denmark).   

Selanjutnya, pada 5 Juli digelar Pilpres 2014 di Ankara (Turki), Baghdad (Irak), Bangkok, dan Abu Dhabi (UEA).                                                          
Di Beijing, Tiongkok, WNI memberikan suaranya pada 6 Juli. Pada hari yang sama WNI juga memberikan hak suaranya untuk Pipres 2014 di Islamabad (Pakistan), Damaskus (Suriah), dan Madrid (Spanyol). [L-8]


"Menurut berbagai macam survei, pasangan Prabowo-Hatta bisa tenang, karena angkanya melampaui capres nomor dua. Tapi semua tidak boleh lengah, karena sesungguhnya survei hanya sebuah informasi awal," kata Ahmad Muzani di Tegal, Rabu (2/7)

Untuk itu, Ahmad mengatakan, agar seluruh kader dan partai koalisi melakukan kerja politik dengan serius dan sungguh-sungguh, agar kemenangan bisa benar-benar dicapai pasangan Prabowo-Hatta.

"Segala upaya harus dilakukan untuk memenangkan pasangan Prabowo-Hatta dalam satu minggu ini. Kami akan puas dengan hasil yang akan dicapai jika saat ini semua kerja serius," kata Ahmad.

Bahkan, Ahmad mengingatkan agar masyarakat yang biasanya senang tidur pada pagi hari saat libur bulan Ramadhan, untuk menyempatkan waktu pergi ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan memberikan suaranya.

Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta wilayah Jawa Barat Ahmad Heryawan mengumumkan beberapa hasil survei menyebutkan elektabilitas pasangan tersebut mengungguli calon lainnya Jako Widodo-Jusuf Kalla, beberapa waktu lalu.

"Saat ini, elektabilitas Prabowo jauh dari Jokowi. Beberapa survei menyebutkan pasangan JKW-JK kalah," kata Ahmad Heryawan saat menghadiri dukungan Gusdurian beberapa waktu lalu. (Antara)


Sementara itu:


Dua minggu jelang hari pencoblosan tanggal 9 Juli 2014, sepuluh lembaga survei telah merilis hasil jajak pendapatnya tentang tingkat keterpilihan (elektabilitas) masing-masing pasangan capres-cawapres. Mayoritas lembaga survey yang kredibel dan rekam jejaknya telah teruji masih mengunggulkan pasangan Jokowi-JK akan keluar sebagai pemenang pilpres 2014.

Delapan dari sepuluh lembaga survei, menempatkan Jokowi-JK sebagai pemenang yaitu: Populi Center, SSSG, Alvara Research Center, Cyrus Networks, LSI, Pol Tracking, Indo Barometer dan Litbang Kompas. Sedangkan dua lembaga survey yaitu PDB-Didik J Rahbini dan LSN menempatkan capres tetangga sebagai pemenang. Secara lengkap tabel 10 Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres dapat dilihat dibawah:
10 Hasil Survei Elektabilitas Capres-Cawapres
No
Lembaga Survei
Jokowi-JK
Prahara
1
Populi Center
47.5
36.9
2
SSSG
42.65
28.35
3
Alvara Research Center
38.8
29
4
Cyrus Networks
53.6
41.1
5
Lingkaran Survei Indonesia (LSI)
45
38.7
6
Pol Tracking
48.5
41.1
7
Indo Barometer
49.9
36.5
8
Litbang Kompas
42.3
35.3
9
LSN
38.8
46.6
10
PDB
29.9
31.8
Rata-rata
39
29
Hasil Akhir 100% suara sah
57.35
42.65
Hasil Akhir 95% suara sah
54.5
40.5
Tulisan ini mencoba meringkas dan mengkonversi angka-angka yang dirilis dari 10 lembaga survey tersebut. 

Prinsip utama yang harus diperhatikan dalam Teori Proporsi Pemilih adalah validitas data survei. Dan lembaga survey kredibel yang melakukan survey tanpa muatan politis diyakini menghasilkan data yang valid. Karenanya, berapapun angka yang diperoleh pasangan capres-cawapres yang tidak atau belum menentukan pilihan tidak akan mempengaruhi hasil proporsi dari masing-masing pasangan (bisa di asumsikan sebagai golput). Apalagi dari 10 lembaga survey menunjukkan angka yang belum menentukan pilihannya relative kecil, sehingga tidak akan mempengaruhi hasil proporsi dari masing-masing pasangan capres-cawapres.

Dari table di atas dapat dilihat angka rata-rata 10 lembaga survey untuk pasangan Jokowi-JK = 39%, sedangkan Prahara = 29%. Total suara kedua pasangan capres-cawapres adalah 68% dan golput diasumsikan sebesar 32%.


Berdasarkan proporsi angka tersebut jika kita konversi ke dalam 100% suara sah, maka diperoleh angka pasangan Jokowi-JK= 57.35%, sedangkan pasangan Prahara= 42.65%.


Adapun cara perhitungannya sebagai berikut:


Pasangan Jokowi-JK = 39/68 x 100% = 57.35%


Pasangan Prahara= 29/68 x 100% = 42.65%


Angka-angka tersebut diperoleh dengan asumsi 100% suara sah. Berdasarkan pengalaman pemilu dan pilkada sebelumnya, selalu ada suara yang tidak sah. Jika di asumsikan suara yang tidak sah mencapai 5% maka perhitungannya menjadi seperti berikut:


Pasangan Jokowi-JK = 39/68 x 95% = 54.5%


Pasangan Prahara= 29/68 x 95% = 40.5%


Dengan berbagai perhitungan tersebut dimana datanya diambil dari 10 lembaga survey, Jokowi-JK dipastikan akan keluar sebagai pemenang pilpres 2014. Oleh karenanya, bagi pendukung Jokowi (Jokowi Lovers) sebaiknya tidak usah ditanggapi dengan serius adanya kampanye hitam dan fitnah yang menyerang Jokowi-JK karena survei membuktikan bahwa black campaign terbukti tidak mampu menggerus suara pasangan Jokowi-JK. Lebih baik kita mengkampanyekan pilihlah Jokowi-JK daripada sibuk menanggapi kampanye hitam yang tidak pernah berakhir. Berdasarkan hasil survei tersebut jika pilpres dilakukan hari ini, Jokowi-JK dipastikan keluar sebagai pemenangnya. Karena pilpres masih dua minggu lagi tepatnya 9 Juli 2014 maka tugas kita semua untuk senantiasa mewaspadai kecurangan-kecurangan yang mungkin terjadi menjelang dan saat pilpres berlangsung.


Sumber rujak ulek:

suarapembaruan dot com
kabar24 dot com
kompasiana dot com
jpnn dot com

Mumet yoo ben....

pemilu presiden  2014 mas jokowi mas prabowo maafin aku tidak bisa memilih aku sudah menikah
berawan com pemilu presiden dua ribu empat belas 2014 mas jokowi mas prabowo maafin aku tidak bisa memilih aku sudah menikah

Tidak sabar menunggu pilpres silahkan melihat survey dan coblosan viritual disini:
Bagi yang tidak puas dengan capres yang tersedia dan memilih opsi lainnya:
Halaman Khusus Pilihan Presiden


Previous
Next Post »