.

Apakah Sekarang Musik Indonesia Itu Membosankan?

http://majalahnesia.blogspot.com/2013/12/apakah-sekarang-musik-indonesia-itu.html
Apakah Sekarang Musik Indonesia Itu Membosankan? - Kenapa dunia musik indonesia saat ini sangat menurun sekali kualitasnya dibandingkan mungkin dua atau tiga tahun yang lalu?? Apa penyebabnya sehingga musik indonesia bisa dikatakan sedikit menurun.

Berikut ini merupakan fakta-fakta yang terjadi di sekitar kita, yang mengakibatkan dunia musik Indonesia menjadi agak sedikit membosankan dibandingkan dua atau tiga tahun yang lalu, antara lain :



1. Plagiarisme

Plagiarisme adalah penjiplakan atau pengambilan karangan milik orang lain, pendapat, dan sebagainya menjadikannya seolah-olah karangan dan pendapatnya sendiri. Plagiat dapat dianggap sebagai tindak pidana karena mencuri hak cipta orang lain. Di dunia pendidikan, pelaku plagiarisme dapat mendapat hukuman berat seperti dikeluarkan dari sekolah / universitas. Pelaku plagiat disebut sebagai plagiator.

Di Indonesia sendiri banyak plagiator-plagiator yang tidak mengakui bahwa dirinya plagiat (meskipun banyak juga yang tidak plagiat, namun pamor mereka kalah oleh yang plagiat), baik itu penyanyi solo, group band, pengarang lagu dan banyak lagi. Mereka beralasan, hanya meng-influence aliran/genre musiknya saja, dan itu sudah menjadi satu senjata andalan bagi mereka untuk beralasan. Dan ketika salah satu penyanyi solo atau group band sukses dengan ke-plagiator-annya, maka yang lain sepertinya berlomba-lomba untuk mengikuti jejak plagiator sukses tersebut. Dan akhirnya, sudah jelas ini sebuah perbuatan yang membuat kita semakin bosan mendengarkan musik Indonesia.

2. Lip-sync

Lip-sync atau lip-synch adalah istilah teknis untuk pencocokan gerakan bibir dengan suara. Dalam sebuah konser musik atau siaran langsung di televisi, lip sync merupakan hal yang sangat kontroversial.

Di negara China, kementrian kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan tentang lip sync pada bulan Agustus 2009. Kementerian china mengeluarkan kebijakan itu karena menilai bernyanyi lip sync termasuk kebohongan publik. Dan sebulan dari itu, dua penyanyi China, Starlets Yin Youcan dan Fang Ziyuan kedapatan hanya bercuap-cuap saat mereka konser di Provinsi Sichuan. Mereka di denda sekitar 80 ribu yuan atau RRp. 110 juta sekaligus menjadi korban pertama kebijakan kementrian kebudayaan. Kebijakan itu dikeluarkan karena pada tahun 2008, panitia Olimpiade Beijing melakukan tindakan kontroversial. Memasang gadis muda yang bernyanyi lip sync saat upacara pembukaan Olimpiade. Panitia beralasan tindakan itu dilakukan karena penyanyi sebenarnya tidak cukup cantik untuk ditunjukkan ke seluruh dunia nampaknya bukan sebuah alasan yang masuk di akal yah.

Di Indonesia sendiri, lip sync menjadi sesuatu yang wajar dan pelakunya pun sepertinya nyaman-nyaman saja (yang penting di bayar kata "mereka"). Banyak acara-acara pagelaran musik yang menggunakan "jasa" lip sync, baik itu di siarkan langsung oleh televisi maunpun tidak. Dan acara tersebut sukses menyedot penonton dan menaikkan rating acara tersebut mengakibatkan menjamurnya acara "lip sync show" di berbagai stasiun-stasiun televisi swasta di Indonesia. Namun, banyak juga acara-acara konser musik yang tidak menggunakan "jasa" lip sync, seperti : indiefest, soundrenalin, dan banyak lagi.

3.Tema Lagu Yang Sama

Ini juga termasuk salah satu penyebab musik indonesia bagia sebagian orang sudah sangat membosankan. Dalam hal pemilihan judul lagu, hampir semua penyanyi, group musik, ataupun pencipta lagu memiliki tema yang sama. Ini sudah sangat jelas membuat para pencinta musik indonesia merasa bosan mendengarkannya. Ketika seorang penyanyi atau group musik memiliki sebuah lagu yang sukses dengan tema, misalkan "selingkuh", maka dengan serempak penyanyi atau group musik yang lain membuat lagu dengan tema tersebut (meskipun tidak semua, tetapi kebanyakannya begitu). Mereka mencoba peruntungannya dengan tema lagu tersebut, meskipun dengan musik seadanya. Dan ini sangat-sangat menyedihkan.

4.Pemaksaan Karakter
Mungkin hanya di Indonesia saja yang memiliki aktris / aktor segala bidang. Pemain sinetron, penyanyi, pemain film layar lebar, penulis lagu, presenter, dan sebagainya bersatu dalam satu karakter. Mereka menyebutnya "Aktris/aktor Serba Bisa / Multitalenta". Apakah dengan begitu, bisa disebut "serba bisa"? Belum tentu!. Karena banyak contoh yang memperlihatkan ke-lucu-an tersebut. Seseorang yang tidak memiliki bekal, bahkan bakat dalam dunia musik di paksakan untuk terjun kedalam dunia musik, maka yang terjadi adalah ke-lucu-an. Mereka menggunakan label keartisannya untuk mendongkrak popularitas di dunia musik. Memang itu hak mereka untuk berbuat seperti itu, tapi apakah mereka melihat hak orang lain?! Tentu saja tidak. Namun, banyak juga yang asalnya terjun di dunia perfilm-an yang akhirnya hijrah ke dunia musik dan sukses.

Selain dari kalangan artis, banyak juga dari sekelompok orang yang mencoba untuk sukses di dunia musik. Dan bagi mereka yang tidak memiliki bakat dalam dunia musik, akhirnya akan tenggelam seiring dengan bermunculannya sosok-sosok yang memiliki bakat yang natural di dunia musik.

5. Kekuasaan Ada Di Tangan Label

Mungkin inilah penentu seseorang atau sekelompok orang sukses atau tidaknya mereka dalam dunia musik. Dan ini merupakan fakta yang sangat jelas. Major Label-lah yang mengelola rekaman suara dan penjualannya, termasuk promosi dan perlindungan hak cipta. Mereka biasanya memiliki kontrak dengan artis-artis musik dan manajer mereka. Dan sepertinya sudah tidak perlu di jelaskan lagi, bagaimana major label - major label yang ada di Indonesia, sudah tahu sama tahu. Kekuasaan Major Label bisa sampai ke kreativitas atau improvisasi para musisi yang di kontraknya (mungkin di Indonesia saja). Dan hampir semua Major Label di Indonesia seperti itu!
Mungkin dengan adanya artikel seperti ini biasa membuat pelaku musik di Indonesia bisa lebih kreatif lagi untuk membuat musik indonesia tidak monoton dan membosankan tetapi membuatnya semakin berwarna  Jaya Terus Musik Indonesia.
Previous
Next Post »